Jumat, 05 Februari 2016

ULAMA SYAFI'I GENERASI PERTAMA DAN MURID IMAM SYAFI'I
Rabi' bin Sulaiman Al-Jaizi, Rabi' bin Sulaiman Al-Muradi, Al-Buwaiti, Al-Muzani, Al-Qadhi Husain.
Rabi' bin Sulaiman bin Abdul Jabbar bin Kamil Al-Muradi
- Ia adalah teman Imam Syafi'i dan perawi kitab-kitab induk Imam Syafi'i.
- Lahir tahun 174 hijriah dan berkhidmah pada Imam Syafi'i.
- Rabi'i menjadi masyhur dalam kitab-kitab biografi bahwa ia adalah teman Imam Syafi'i sekaligus pembantunya dan periwayat kitab-kitabnya yang baru. Abu Ishaq berkata: Rabi' adalah orang yang meriwayatkan kitab-kitab Imam Syafi'i. Imam Syafi'i berkata tentang dia: Rabi'i adalah temanku yang paling banyak hafal. Banyak orang datang menemuinya untuk menimba ilmu Imam Syafi'i dan meriwayatkan kitab-kitabnya

Imam Yusuf bin Yahya Al-Buwaiti 
Ia berasal dari desa Buwait adalah teman Imam Syafi'i sekaligus muridnya. Berapa dari karya Al-Buwaiti adalah Kitab Al-Mukhtashar yang merupakan ringkasan dari pelajaran yang diberikan Imam Syafi'i. Buwaiti ditahan di Baghdad karena berpendapat bahwa Quran adalah kalam ilahi, bukan makhluk dan meninggal di penjara tahun 231 hijrah. Kitab lainnya adalah Mukhtashar Al-Buwaiti di mana dia meriwayatkan dari Imam Syafi'i dari ilmu dan perkataan Syafi'i.

Al-Muzani
 
Nama lengkapnya adalah Abu Ibrahim Ismail bin Yahya bin Ismail bin Amr bin Ishaq bin Muslim bin Nahdalah bin Abdullah Al-Mashri. Al-Muzani adalah seorang yang zuhud, alim, mujtahid, pemikir, pendebat dan menguasai pada detail. Kitab karyanya antara lain :
Al-Jami' Al-Kabir, Al-Jami' As-Shaghir, Al-Mukhtashar, Al-Munawwir, Al-Masail Al-Muktabarah, At-Targhib fil Ilm, Kitab Al-Witsaq, Syarh Al-Sunnah lil Muzani.- Al-Muzani wafat pada hari Kamis akhir bulan Rabiul Awal tahun 264 hijrah dalam usia 87 tahun.

ULAMA SYAFI'I GENERASI KEDUA SETELAH WAFATNYA IMAM SYAFI'I
- Al-Baihaqi, Abu Ishaq As-Syairazi, An-Nawawi
- Ramli, Al-Bujairami, Al-Khatib Asy-Syarbini, Ar-Rafi'i, Al-Ghazali, Al-Juwaini Imam
  Al-Haramain, As-Subki, Ibnu Hajar Al-Haitami, Ibnu Hajar Al-Asqalani, As-Suyuti.

KITAB FIQIH BERPENGARUH MADZHAB SYAFI'I
Al-Umm karya Imam Syafi'i
Al-Risalah (Ushul Fiqh) oleh Imam Syafi'i 
Minhajut Talibin oleh Imam Nawawi
Raudhah at-Talibin wa Umdatul Muftin oleh Imam Nawawi
Al-Majmuk oleh Imam Nawawi
Matan Taqrib oleh Abu Syujak
Al-Iqna' oleh Muhammad Al Sharbini Al Khatib
Tuhfatul Muhtaj bi Syarhil Minhaj oleh Ibnu Hajar Al-Haithami
Mughni al-Muhtaj ila Makrifati Ma'ani Alfadzil Minhaj oleh Al-Khatib As-Syarbini 
Al-Wasit oleh Imam Ghazali
Manhaj at-Tullab oleh Zakaria Al-Anshari Abu Yahya
Al-Hawi al-Kabir oleh Al-Mawardi
Kifayatul Akhyar oleh Taqiuddin Abu Bakr bin Muhammad Al-Husaini Al-Hishni
Mukhtashar al-Muzani oleh Al-Muzani
At-Tahdzib, Al-Fatawa oleh Imam Al-Baghawi
As-Syarhul Kabir (Fathul Aziz) oleh Imam Rafi'i
Al-Muqaddimah Al-Hadramiyah oleh Abdullah Bafadhal Al-Hadrami
Al-Manhajul Qawim Syarh Masa'il at-Taklim (Syarh Al-Muqaddimah Al-Hadramiyah) oleh Ibnu Hajar Al-Haitami.
Umdatul Masalik wa Iddatun Nasik oleh Abu Syihab Al-Mishri

ULAMA BERPENGARUH MADZHAB SYAFI'I 
Daftar ulama berpengaruh madzhab Syafi'i berdasarkan tahun lahir atau wafatnya dalam berbagai bidang keilmuan. Tahun lahir/wafat berdasar tahun hijriah

- Imam Syafi'i (150 — 204 H) 
- Imam an-Nisai’ (wafat 203 H.)
- Imam Bukhari (lahir. 194A.H.- w.256 H.)
- Imam Muslim (lahir.202A.H-w.261 H.)
- Abu Ibrahim al-Muzani (lahir.175 A.H – wafat.264 H)
- Abu Dawud (l.275 H.)
- Ibn Majah (l.273 H.)
- Imam at-Tirmidhi (l.279A.H.)
- Ibn Jarir at-Tabari (l. 224 A.H.- w.310 H.)
- Ibn Hibban (l.354 H.).
- Imam al-Hakim (l.405 H.)
- Imam Baihaqi (l.384A.H.- w.458 H.)
- Al-Khatib al-Baghdadi (l.392 H.-w.463 H.)
- Imam Juwaini Imam al-Haramain (w.478 H.)
- Imam Ghazali (l.450 - w.505 H.)
- Imam Rafi’i (l. 557 H)
- Ibn Asakir (l.571 H.)
- Imam an-Nawawi (w.631 H.)
- Al-’Izz ibn ‘Abdu’s-Salam (w.660 H.)
- Ibn Daqiqul ‘Eid (w.702 H.)
- Imam Dhahabi (l.673 -w.748 H)
- Ibn Kathir (l.701 -w.774 H.)
- Imam as-Subki (l.728 - w.771 H.)
- Ibn Nuhas (w.814 H.)
- Ibn Hajr al-Asqalani (l.773 -w.852 H.)
- Ibn Hajar al-Haythami (l.909 H.-w.874 H)
- As-Sakhawi (l.831 -w. 903 H.)
- As-Suyuti (l.849 -w.911 H.) 

ULAMA SYAFI'IYAH BIDANG FIQIH
Fiqh adalah bidang studi terpenting dalam madzhab. Karena istila madzhab empat itu sendiri identik dengan madzhab fiqih. Ulama paling berpengaruh dalam bidang fiqih Syafi'i berdasarkan karya kitab fiqih dan senioritas mereka adalab sbb:
- Muhyiddin Yahya bin Syaraf An-Nawawi (Imam Nawawi)
- Abdul Karim bin Muhammad bin Abdul Karim bin Al-Fadhl bin Al-Hasan Al-Qazwini (Imam   Abul Qasim Ar-Rafi'i)
- Jalaluddin Abdurrohman bin Abi Bakr As-Suyuti
- Ibnu Hajar Al-Asqalani
- Muhammad bin Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali (Imam Ghazali)
- Jamaluddin Al-Asnawi
- Abu Muhammad Abdullah bin Yusuf Al-Juwaini (Imam Haramain Abul Ma'ali Al-Juwaini)
- Ibnu Hajar Al-Haitami
- Syihabuddin Al-Ramli

ULAMA FIQIH QAUL QADIM
Qaul qadim (pendapat lama) adalah pendapat hukum Syafi'i selama di Baghdad, Iraq
- Muhammad Al-Za'farani
- Al-Husain Al-Karabisi
- Ibrahim Abu Tsaur

ULAMA FIQIH QAUL JADID 
Qaul jadid (pendapat baru) adalah pendapat hukum Syafi'i selama di Kairo, Mesir.
- Yusuf Al-Buwaiti
- Ismail bin Yahya Al-Muzani
- Al-Rabi' bin Sulaiman Al-Muradi

BIDANG HADITS
- Al-Bayhaqi
- Hakim al-Nishaburi
- al-Tabarani
- Ibn Khuzaymah
- Ibn al-Salah
- Yusuf ibn Abd al-Rahman al-Mizzi
- Dhahabi
- Ibn Hajar al-Asqalani
- Al-Sakhawi
- Al-Khatib al-Baghdadi, 
- Abd al-Rahim ibn al-Husain al-'Iraqi
- Al-Qastallani

ULAMA MADZHAB SYAFI'I BIDANG TAFSIR
- Ibn Kathir
- Al-Baghawi 
- Baidawi
- Ahmad ibn Muhammad al-Tha'labi

BIDANG SUFISME (TASAWUF)
- Harith al-Muhasibi
- Junayd al-Baghdadi
- Ibn Khafif
- Abd al-Karīm ibn Hawāzin Qushayri
- Abu Talib al-Makki
- Imam al-Haddad
- Ahmad Ghazali
- Ayn al-Quzat Hamadani
- Abu al-Najib Suhrawardi
- Shahab al-Din Suhrawardi
- Yusuf Hamdani
- Ahmed ar-Rifa'i
- Shams Tabrizi
- Safi-ad-din Ardabili Is'haq Ardabili
- Kamal Khujandi
- Yusuf an-Nabhani
- Mir Sayyed Ali Hamadani

BIDANG AQIDAH
- Abu al-Hasan al-Asy'ari

BIDANG SEJARAH
- Ali ibn al-Athir
- Ibn 'Asakir
- Ibn Khallikan

NEGARAWAN
- Shalahuddin
- Nizam al-Mulk

BIDANG BAHASA
- Raghib Isfahani
- Fairuzabadi

ULAMA SYAFI'I KONTEMPORER
- Wahbah Zuhayli - Damaskus, Suriah
- Muhammad Sa'id Ramadan al-Buti - Damaskus, Suriah
- Ali Gomaa (Jumah) - Grand Mufti of Egypt.
- Habib Umar bin Hafiz - Yaman
- Afifi al-Akiti - Dosen Universitas Oxford
- Taha Karan - Afrika Selatan. Dijuluki Syafi'i kecil.
- Nuh Ha Mim Keller 
- Mohammad Salim Al-Awa - Mesir.
- Ahmed Kuftaro - Suriah

KITAB BIDAYATUL HIDAYAH Karya IMAM AL GHOZALIY ADAB JUM'AT
آداب الجمعة
اعلم أن الجمعة عيد المؤمنين، وهو يوم شريف خص الله عزوجل به هذه الامة، وفيه ساعة مبهمة لا يوافقها عبد مسلم يسال الله تعالى فيها حاجة إلا أعطاه إياها.
فاستعد لهبا من يوم الخميس؛ بتنظيف الثياب، وبكثرة التسبيح والاستغفار عشية الخميس، فإنها ساعة توازى في الفضل ساعة يوم الجمعة.
وانو صوم يوم الجمعة، لكن مع الخميس أو السبت؛ إذ جاء في افراده نهى.
Adab Salat Jum'at
Ketahuilah bahwa Jum'at merupakan hari raya bagi orang-orang yang beriman. Ia merupakan hari mulia yang khusus diperuntukkan Allah bagi umat ini. Di da­lamnya ada saat-saat penting yang apabila seorang muk­min meminta kebutuhannya kepada Allah SWT, pasti Allah akan mengabulkan.
Oleh karena itu, persiapkan­lah dirimu untuk menghadapi hari raya tersebut semen­jak hari Kamis dengan cara membersihkan pakaian dan banyak bertasbih dan istigfar pada Kamis petang (sore)-nya, karena keutamaan saat itu sama dengan keutamaan hari Jumat.
Berniatlah untuk berpuasa untuk hari Jumat. Te­tapi harus dengan hari Kamis atau hari Sabtu, tidak boleh dikerjakan pada hari Jumat saja.
فإذا طلع عليك الصبح، فاغتسل؛ن غسل الجمعة أي ثابت مؤكد. ثم تزين بالثياب البيض؛ فإنها أحب الثياب إلى الله تعالى، واستعمل من الطيب أطيب ما عندك، وبالغ في تنظيف بدنك بالحلق والقص والسواك وسائر أنواع النظافة وتطييب الرائحة.
Jika subuh telah tiba, mandilah dengan niat mandi Jumat karena mandi pada hari Jumat hukumnya sunah muakkad. Kemudian berhiaslah dengan memakai pakai­an putih karena itulah pakaian yang paling dicintai Allah Swt, lalu pakailah parfum yang paling wangi yang ka­mu miliki, dan bersihkan badanmu dengan bercukur rambut, menggunting kuku, bersiwak, dan yang lainnya.
ثم بكر إلى الجامع، واسع إليها على الهينة والسكينة، فقد قال صلى الله عليه وسلم: (نمن راح إلى الجمعة في الساعة الاولى فكأنما قرب بدنة، ومن راح في الساعة الثانية فكأنما قرب بقرة، ومن راح في الساعة الثالثة فكأنما قرب كبشا أقرن، ومن راح في الساعة الرابعة فكأنما قرب دجاجة، ومن راح في الساعة الخامسة فكأنما قرب بيضة. فإذا خرج ا لإمام طوت الصحف، ورفعت الاقلام، واجتمعت الملائكة عند المنبر يستمعون الذكر). ويقال إن الناس في قربهم عند النظر إلى وجه الله تعالى على قدر بكورهم إلى الجمعة.
kemudian segeralah bergegas (berangkat pagi-pagi) menuju mesjid dan berjalanlah dengan perlahan dan tenang. Nabi Saw. ber­sabda, "Siapa yang pergi untuk salat Jumat di waktu yang pertama seakan-akan ia telah berkurban unta, si­apa yang pergi pada waktu kedua seakan-akan ia ber­kurban sapi betina, siapa yang pergi di waktu ketiga, seakan-akan ia berkurban kambing kibas, siapa yang pergi di waktu ke empat seakan-akan ia berkurban ayam, siapa yang pergi di waktu kelima seakan-akan ia ber­kurban telur.
Jika imam sudah keluar atau naik mim­bar, maka lembaran-lembaran itu pun dilipat dan pena­-pena diangkat, sementara para malaikat berkumpul di mimbar untuk mendengarkan zikir / peringatan."
Disebutkan bahwa kedekatan manusia ketika memandang wajah Allah SWT, bergantung pada cepatnya mereka menuju salat Jumat.
ثم إذا دخلت الجامع، فاطلب الصف الاول، فإذا اجتمع الناس فلا تتخط رقابهم، ولا تمر بين أيديهم وهم يصلون، واجلس بقرب حائط أو اسطوانة حتى لا يمروا بين يديك، ولا تقعد حتى تصلي التحية، والأحسن ان تصلي أربع ركعات، تقرأ في كل ركعة بعد الفاتحة الاخلاص خمسين مرة، ففي الخبر: (أن من فعل ذلك لم يمت حتى يرى مقعده من الجنة أو يرى له). ولا تترك التحية وإن كان الإمام يخطب.
Kemudian, apabila engkau berada di mesjid, usahakan untuk berada di shaf yang pertama. Jika manusia sudah banyak berkerumun, jangan mele­wati pundak mereka dan jangan pula lewat di hadapan mereka yang sedang salat. Duduklah dekat tembok agar mereka tidak lewat di depanmu. Sebelum itu lakukan­lah salat tahiyyatul masjid. Lebih baik lagi, kalau engkau salat sebanyak empat rakaat.
Dalam setiap rakaat, sete­lah membaca surat al-Fatihah, engkau membaca surat al-­Ikhlas sebanyak lima puluh kali. Disebutkan dalam satu riwayat bahwa siapa yang melakukan amalan tersebut, ia tidak akan meninggal dunia sampai melihat tempat du­duknya di surga atau hal itu diperlihatkan padanya. Jangan sampai engkau meninggalkan salat tahiyyatul masjid walaupun imam sedang berkhotbah